Yuk Maknai Lebih Dalam Definisi Teman dari Sudut Pandang Islam
“Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan ‘Arsy Allah Ta’ala dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan Allah Ta’ala”

Klik Today || Dalam keseharian, kita selalu bergaul dengan teman, sahabat atau kawan.
Istilah teman, sahabat atau kawan memiliki karakter makna tersendiri.
Istilah kawan diartikan seseorang yang kita kenal tapi tidak akrab, sementara istilah teman diartikan seseorang yang kita kenal akrab, tapi tidak dapat saling berbagi saat susah atau senang.
Baca Juga : Berkompetisi di Level Asia, Begini Perasaan Marc Klok, Gelandang Persib Bandung Jelang ACL 2
Sedangkan istilah sahabat adalah seseorang yang kita kenal akrab, saling berbagi saat senang atau susah.
Definisi di atas tidak selamanya ‘tepat’ sebab boleh jadi istilah kawan lebih dekat dengan sahabat atau sebaliknya, dan teman boleh jadi kepada makna sahabat atau kawan atau sebaliknya.
Lalu bagaimana al-Qur’an menjelaskan tentang makna teman ini?
Dalam sebuah hadits yang shahih, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan ‘Arsy Allah Ta’ala dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan Allah Ta’ala”. Salah satunya diantaranya adalah “. Dua orang yang saling mencintai karena Allah Ta’ala. Mereka berkumpul karena Allah dan mereka pun berpisah juga karena Allah Ta’ala.
Baca Juga : Songsong Liga 1 2024/2025, Mateo Kocijan Mulai Ikuti Sesi Latihan Pra Musim Persib Bandung
Setidaknya ada lima istilah tentang teman, di antaranya adalah pertama, hamim yang artinya menghangatkan.
Hadirnya teman dilambangkan dengan sumber kehangatan, sehingga selalu nyaman dan tentram dalam setiap kehadirannya.
Hal ini Allah gambarkan dalam Surat Fusshilat ayat 34, “dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
Baca Juga : Polisi Jadwalkan Pemanggilan Tiko Aryawardhana Suami BCL, Terkait Dugaan Kasus Penggelapan
Kedua, shadiq yang berarti kejujuran. Teman disebut shadiq sebab keduanya harus selalu jujur tanpa ada maksud lain.
Fenomena berteman saat ini banyak tidak dilandasi dengan kejujuran sehingga cepat pudar.
Pertemanan yang sudah dijalani bahkan menimbulkan permusuhan.
Allah gambarkan istilah shadiq ini sebagai teman dalam surat al-Syu’ara ayat 101, “Dan tidak pula mempunyai teman yang akrab”.
Ketiga, Shahib (teman). Shahib dalam makna ini adalah yang mau berbagi seseorang yang kita kenal akrab, saling berbagi saat senang atau susah.
Surat al-Takwir ayat 22, “dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila.”
Keempat, Bithanah. Maksud bithanah dalam al-Qur’an adalah dijelaskan dalam ayat 118 surat Ali Imran, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.”
Kelima, Qarin. Allah jelaskan istilah teman dalam surat al-Shaffat ayat 51“…Berkatalah salah seorang di antara mereka; “Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) mempunyai seorang teman.”
Dari kelima istilah teman di atas dapat disimpulkan bahwa dalam berteman harus ada rasa nyaman, ada kejujuran, ada kesetiaan, akrab, dan tidak menimbulkan kemudharatan untuk kita semua. Wa Allahu A’lam bishowab. (*)
Editor : Reinhard. M