NasionalUtama

Wow, Guna Pemerataan Ekonomi Pemerintah Gelontorkan Dana Desa Capai Rp539 Triliun

Presiden Joko Widodo saat meninjau Waibu Agro Eduwisata di Kabupaten Jayapura. Kreativitas anak-anak muda Papua ditampung dan diberikan beragam pembelajaran, dari packaging, hidroponik, peternakan ayam, perikanan, dan sebagainya. (Sumber : tangkapan layar instagram @jokowi)

Klik Today || Pemerintah telah menggelontorkan Dana Desa sejak tahun 2015 – 2023 mencapai Rp539 triliun.

Upaya tersebut dilakukan Pemerintah Indonesia guna memeratakan ekonomi Indonesia mulai dari desa, pinggiran dan daerah terluar.

Hal tersebut terungkap dalam pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu (16/08/2023).

Dalam pidato kenegaraannya, Presiden Jokowi menyampaikan tiga pondasi buat meraih Indonesia Emas 2045.

Ada tiga pondasi yang diperlukan untuk mewujudkan visi Indonesia Maju di tahun 2045.

Pertama, pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang pada akhirnya menaikkan daya saing Indonesia.

“Berdasarkan laporan Institute for Management Development (IMD), daya saing kita pada 2022 naik dari ranking 44 menjadi 34. Ini merupakan kenaikan tertinggi di dunia,” ujar Presiden seperti dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI.

Kedua, pembangunan dari desa, pinggiran, dan daerah terluar yang pada akhirnya memeratakan ekonomi Indonesia.

Pembangunan ini, kata Presiden, pemerintah telah menggelontorkan Dana Desa hingga mencapai Rp539 triliun dari tahun 2015 hingga 2023.

Ketiga, reformasi struktural yang konsisten, terutama sinkronisasi dan penyederhanaan regulasi, kemudahan perizinan, kepastian hukum, dan pencegahan korupsi.

Menutup pidatonya, Presiden menekankan bahwa upaya meraih Indonesia Emas 2045 merupakan sebuah upaya yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

“Ini bukan tentang siapa yang jadi presidennya. Bukan, bukan itu, bukan itu. Tapi, apakah sanggup atau tidak untuk bekerja sesuai dengan apa yang sudah kita mulai saat ini, apakah berani atau tidak, mampu konsisten atau tidak. Karena yang dibutuhkan itu adalah napas yang panjang. Karena kita tidak sedang jalan-jalan sore, kita juga tidak sedang lari sprint, tapi yang kita lakukan harusnya adalah lari maraton untuk mencapai Indonesia Emas,” tandasnya. (red/hms)