SMPN 5 Surade Gemilang di Kompetisi AIA Indonesia

Klik Today || SMPN 5 Surade Sukabumi masuk dalam 15 besar kompetisi AIA Indonesia, beberapa waktu lalu.
Kompetisi yang digelar oleh sebuah asuransi, AIA itu memiliki empat tema yakni makan sehat, gaya hidup aktif, kesehatan mental dan sehat lestari.
SMPN 5 Surade mengambil tema kesehatan mental dalam ajang bergengsi tingkat nasional ini.
Sari Nursanti, SE, MPd, Kepala SMPN 5 Surade mengatakan, SMPN 5 Surade memang sudah menerapkan program proyek P5 tentang kesehatan mental di sekolah.
“Pertama kali saya datang ke SMPN 5 Surade dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang terjadi di sekolah. Kemudian, saya melakukan refleksi dengan orangtua siswa. Hasilnya ada kesan bahwa anak-anak di sekolah ini barandel dan sering tawuran,” tutur Sari Nursanti dalam keterangan yang diterima redaksi, Sabtu (31/5/2025).
Dikatakan Sari, setelah melakukan refleksi denga para orangtua siswa, juga melakukan refleksi dan evaluasi dengan para guru. Terungkap permasalahan di sekolah ini tak hanya tawuran tapi juga phone sex.
“Kemudian kami mengevaluasi dari mana asal usul fenomena itu dan ternyata berawal dari gadget. Lalu kami melakukan analisis pengaruh gadget yang tidak terkontrol itu, hingga akhirnya kami membuat proyek yang bernama “Gerbang Setapak” artinya generasi sehat tanpa kekerasan yang di dalamnya kami memliki program “Parenting”,” ujar Sari.
Sari juga menjelaskan, beberapa kali mengundang orangtua siswa untuk membahas fenomena tersebut.
“Kami meminta kepada para orangtua siswa untuk memantau anak-anaknya ketika menggunakan gadget,” ujarnya.
Kemudian, kata Sari, pihak sekolah juga sering menggelar program seminar tentang sejarah Surade. Maksudnya, agar para siswa tahu cikap bakal Surade, sehinga diharapkan anak-anak mengetahui siapa diri mereka sesungguhnya.
“Kami juga mengajak mengeksplor kekayaan alam di daerah sekitar, salah satunya ke Pangumbahan supaya mereka tahu kelebihan daerah sendiri hingga tunbuh rasa mencintai daerahnya sendiri,” tutur Sari.
“Selain itu kami juga membuat jurnal harian. Jadi anak anak diwajibkan mematikan hp-nya masing-masing selama satu jam di rumahnya. Bahkan, diharuskan mereka melakukan aktifitas yang lebih bermanfaat yaitu umpamanya mengaji, membantu orangtua, membaca buku. Jurnal itu dilaporkan setiap hari,” imbuh Sari.
“Kami membimbing anak-anak untuk membuat konten-konten positif. Bukan berarti tidak boleh eksis di medsos, tapi kami mengarahkan agar mereka bijak memperlakukan medsos dengan melakukan hal-hal yang kreatif dan positif,” lanjut Sari.
Setelah program itu gencar digelar akhirnya anak-anak siswa SMPN 5 Surade itu tidak lagi tawuran dan phone sex sudah tidak ada lagi.***
Editor: Batama Ardiansyah