SMPN 1 Sukaraja Sukabumi Gelar Festival Lestari Budaya Tradisi

Klik Today || SMPN 1 Sukaraja Kabupatén Sukabumi Gelar Festival Lestari Budaya Tradisi pada Miéling Poé Basa Indung internasional, Selasa (26/2/2025).
Gelar Festival Lestari Budaya Tradisi yang dilaksanakan di SMPN 1 Sukaraja merupakan panen karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang bertemakan Kearifan Lokal pada semester gasal ini.
Kegiatan ini dipadukan dengan peringatan Miéling Poé Basa Indung internasional, Selasa (26/2/2025).
Festival ini dilaksanakan oleh seluruh siswa dan keluarga besar SMPN 1 Sukaraja.
Tujuannya untuk membentuk profil Pelajar Pancasila yang memahami dan menguatkan budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar pada dimensi gotong royong dan kreatif.
Selain itu dapat membantu peserta didik menyerap nilai-nilai di balik tradisi lokal untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Siti Saadah, S.Pd., M.M.Pd, Kepala SMPN 1 Sukaraja menjelaskan kegiatan ini merupakan puncak dari P5 setelah anak melakukan inkuiri kaulinan Sunda dan makanan tradisionalnya.
Inkuiri pada makanan tradisional mulai dari bahan dan caranya serta kandungan gizinya, dilanjutkan dengan praktik di sekolah sambil menganalisa hasilnya.
Jika berhasil diberi penguatan, jika gagal mencari menyebab kegagalannya untuk perbaikan pembuatan berikutnya.
Inilah hakikat dari P5 yang menanamkan proses untuk membentuk karakter mandiri, kreatif, tangguh, tanggung jawab & gotong royong.
Siti pun menjelaskan setelah dianalisa dan direfleksi barulah anak-anak membuat ulang makan tradisional tersebut untuk disajikan di stand dengan kemasan yang menarik sambil menyaksikan pertunjukan kaulinan barudak dari teman-temannya.
Stand ini tidak dilombakan karena esensi P5 bukan mencari produk yang terbaik, tetapi untuk menumbuhkan karakter profil Pelajar Pancasila pada peserta didik.
Kegiatan festival ini dikolaborasikan dengan peringatan Miéling Poé Basa Indung internasional taun 2025 karena masih berkaitan erat dan arah tujuannya sama.
Semua warga sekolah sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Kegiatan ini dimulai dengan pembukaan oleh Kepala Sekolah, pertunjukan tari jaipong masal, tembang pupuh, maca sajak Sunda, dan dilanjutkan dengan kunjungan stand makanan tradisional (sambil mengisi Lembar Kerja Siswa), dan diakhiri dengan kaulinan barudak yang diawali dengan pertunjukan oray-orayan oleh Kepala Sekolah bersama guru, TU, dan perwakilan siswa.
Makanan tradisional Sunda yang dibuat dan disajikan diantaranya colenak, combro, misro, kue putri noong, buras, cilok, getuk, dodongkal, ranginang, rangining, peucang, bugis, onde, lapis, obi, dan lain-lain.
Sedangkan kaulinan barudak tradisionalnya meliputi galah, sondlah, maen kaleci, oray-orayan, boy-boyan, loncat tinggi, somse, dan kailinan lainnya.
“Saya bangga melihat anak-anak antusias melaksanakan kegiatan hari ini, setelah mereka melaksanakan Proses P5 selama hampir 2 bulan yang diakhiri dengan festival ini. Mereka terlihat semangat dan mulai mengenal budaya Sunda dan menyenanginya. Mudah-mudahan setelah menyenanginya mulai tumbuh rasa mencintainya, karena setelah mencintainya maka akan tertanam rasa tanggungjawab untuk mengembangkan dan melestarikannya. Ini esensi yang penting dari kegiatan hari ini.” ujar Siti Saadah.
Dampak yang diharapkan dari kegiatan ini agar semua siswa memiliki karakter profil Pelajar Pancasila yang mencintai kearifan lokal untuk dikembangkan menjadi budaya bangsa, termasuk bahasa Sunda yang menjadi salah satu bahasa daerah yang mendukung perkembangan bahasa nasional.***
Editor: Batama Ardiansyah