Sejarah Baru, SMPN 1 Sagaranten Alami Lonjakan Siswa hingga Mencapai Sembilan Rombel
"Kami terpaksa menggunakan musholla dan ruang pertemuan guru untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) nanti untuk dijadikan kelas"
Klik Today || Seiring dengan berlangsungnya Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran baru 2024/2025, SMPN 1 Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mengalami lonjakan anak didik baru.
Hal ini menjadi sejarah baru bagi SMPN 1 Sagaranten sepanjang PPDB yang dilaksanakan sekolah ini.
Kepala SMPN Sagaranten 1, Jajuli mengatakan, lonjakan minat siswa di tahun ajaran baru 2024/2025 relatif signifikan hingga melebihi daya tampung sekolah.
Berdasarkan data penerimaan siswa baru tahun sebelumnya, tercatat sebanyak 240 siswa. Sedangkan tahun ini, SMPN 1 Sagaranten menerima sebanyak 320 siswa baru.
Baca Juga : Polres Sukabumi Gelar Operasi Patuh Lodaya, Apa Saja Sasarannya?
“Untuk PPDB tahun ini SMPN 1 Sagaranten mengalami lonjakan rombongan belajar (rombel) dari semula yang direncanakan tujuh rombel, untuk tahun ini menjadi sembilan rombel,” ujar Jajuli, Senin, 15 Juli 20204.
“Artinya ini melebihi daya tampung yang ada, namun kami pikir itu seandainya rombel kelas sembilan yang semula tujuh rombel kemudian dikerucutkan menjadi enam rombel insya Allah itu akan tertampung dari kuota pendaftar untuk kelas tujuh,” jelasnya.
Lebih lanjut Jajuli mengungkapkan terkait pengerucutan kelas sembilan, hal itu dilakukan lantaran menjadi satu diantara upaya SMPN 1 Sagaranten untuk memaksimalkan kuota penerimaan kelas tujuh.
“Alasan lain yang menyebabkan lonjakan anak didik baru tahun ini lantaran di sekitar sekolah banyak pesantren. Sehingga SMPN 1 Sagaranten banyak menjadi pilihan para wali murid untuk mendaftarkan anak-anaknya,” ungkap Jajuli.
Baca Juga : Kesebelasan Spanyol Terbaik di Eropa
Antisipasi yang dilakukan sekolah untuk kekurangan sarana prasarana dua rombel, sementara waktu menggunakan musholla dan ruang pertemuan guru.
“Kami terpaksa menggunakan musholla dan ruang pertemuan guru untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) nanti untuk dijadikan kelas,” jelasnya.
Terkait hal itu sekolah juga sudah melakukan koordinasi dengan Komite agar para anak didik bisa mengikuti KBM dengan nyaman dan aman.
“Kami sudah melakukan koordinasi dengan Komite khususnya terkait dengan penyediaan meubeler. Hal ini juga sudah kami laporkan ke Pak Kasi Sarpras Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi terkait kondisi yang ada saat ini di SMPN 1 Sagaranten,” bebernya.
“Alhamdulillah, kebutuhan ini mendapat respon dari Pak Kasi Sarpras. Namun, sementara ini kami belum mengadakan rapat dengan orang tua siswa bagaimana caranya para siswa bisa mengikuti KBM dengan nyaman dan aman”. (adi/nyo)
Editor : Reinhard. M