RagamUtama

Menjadi Muslim Menjadi Indonesia (Jilid 1)

"Mengapa Indonesia menjadi bangsa muslim terbesar di dunia? Padahal jauh sebelum Islam masuk ke wilayah ini, agama Hindu dan Buddha dengan imperium kerajaan Sriwijaya dan Majapahit menguasai wilayah lebih luas daripada Indonesia?

Ilustrasi/dotnet.

Klik Today || Bila membaca judul dari artikel ini, mungkin Anda langsung mengernyitkan dahi, pertanda ada sebuah pertanyaan besar yang bergelanyut dibenak ?

Lantas apa makna dari judul tersebut, tatkala seorang insan manusia memutuskan diri menjadi muslim di negeri bernama Indonesia ?

Berikut sang penulis yakni Mastuki HS (Kapus Registrasi Sertifikasi Halal, BPJPH, Kemenag) memaparkan tentang opininya yang dikutip dari laman resmi Kemenag RI.

Suatu waktu, saya terlibat diskusi intens di group whatsapp (WAG) dengan Lukman Hakim Saifuddin (LHS), Menteri Agama RI 2014 – 2019.

Di antara pertanyaan menggelitik yang menjadi alasan tulisan ini adalah: mengapa Indonesia menjadi bangsa muslim terbesar di dunia?

Apa yang menyebabkan agama-agama lain seperti Hindu dan Buddha yang ratusan tahun bercokol di Nusantara tidak menjadi agama mayoritas bangsa ini?

Pertanyaan tersebut saya kongkritkan menjadi begini, “Mengapa Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia?

Padahal jauh sebelum Islam masuk ke wilayah ini, agama Hindu dan Buddha dengan imperium kerajaan Sriwijaya dan Majapahit menguasai wilayah lebih luas daripada Indonesia?”.

Mengacu data demografis, memang benar bahwa penduduk muslim Indonesia saat ini mayoritas, mencapai 229,62 juta jiwa atau sekitar 87,2% dari total populasi Indonesia yang berjumlah 269,6 juta jiwa.

Kalau diproyeksikan ke populasi muslim dunia yang diperkirakan mencapai 2,2 milyar pada tahun 2030 (23% populasi dunia), penduduk muslim Indonesia itu menyumbang sekitar 13,1% dari seluruh umat muslim di dunia.

Capaian sedemikian besar itu tentulah tak bisa bim salabim. Ada sejarah panjang yang bisa ditelusuri di mana Islam berproses menjadi (becoming) yang tiada henti.

Dimulai dari pertumbuhan dan perkembangan di wilayah yang dahulu dikenal dengan sebutan Dwipantara, Nuswantara, Nusantara, lalu menjadi wilayah Asia Tenggara yang berbicara dalam lingua franca bahasa Melayu.

Sebagian besar wilayah itu kemudian menjadi Indonesia seperti yang kita kenal hari ini.

Kalau penanggalan ini disepakati, titimangsa abad ke-12/13 Islam tumbuh lalu berkembang di Samudera Pasai, meluas ke Semenanjung Malaya dan Aceh, lantas menyebar ke seluruh kepulauan Melayu/Sumatera (Swarnadwipa), Jawa (Javadwipa), Maluku (Molucas), Sulawesi (Celebes), Kalimantan (Borneo), dan Nusa Tenggara.

Di wilayah-wilayah ini Islam berkembang secara bertahap dan melibatkan banyak unsur sosial, budaya, tokoh, pranata sosial, dan lembaga hingga akhirnya terbentuk kekuasaan politik dengan berdirinya kerajaan Islam di Peurelak, Pasai, Malaka, Demak, Aceh Darussalam, Mataram, Cirebon, Banten, Banjar, Gowa Makassar, Ternate, Tidore, Buton, Bima, Palembang, Madura, Johor, Kedah, Indragiri Riau hingga Raja Ampat di Papua. (bersambung)