Genderang Drumband Gita Bahana Tiga Palabuhanratu, Mengubah Kelemahan Jadi Kekuatan
“Kepala Sekolah SMPN 3 Palabuhanratu mengungkapkan perasaannya waktu itu bercampur aduk, antara senang dan tidak”

Klik Today || Penampilan drumband Gita Bahana Tiga dari SMPN 3 Palabuhanratu, mencuri perhatian publik saat tampil di karnaval budaya Hari Jadi Kabupaten Sukabumi (HJKS) ke 153.
Harmonisasi mayoret, komandan lapangan(field commander) dan pemandu warna (colour guard) seakan menghipnotis lautan penonton yang memadati karnaval budaya Pemkab Sukabumi pada 10 September 2023.
Namun di balik kesuksesan penampilan drumband Gita Bahana tiga, ternyata ada sebuah kisah panjang yang mengawali perjalanan mereka.
Jalan terjal dan berliku seakan menjadi sebuah ilustrasi pilu mengiringi para siswa SMPN 3 Palabuhanratu.
“Saat saya datang ke SMPN 3 Palabuhanratu pada Juni 2022, sekolah sudah punya alat drumband,” ujar Lina Purnama, Kepala SMPN 3 Palabuhanratu.
Lebih lanjut Lina mengungkapkan, sebelum pandemi peralatan drumband sudah sempat terpakai untuk mengikuti sejumlah kejuaraan.
Dari hasil mengikuti kejuaraan, Gita Bahana Tiga menyabet beberapa piala meski seragamnya belum sempurna.
Namun, keberadaan drumband itu belum banyak diketahui masyarakat. “Karena saat itu Gita Bahana Tiga masih baru sekali ikut lomba kemudian terjegal pandemic,” beber Lina pada kliktoday.id.
Saat Indonesia dilanda pandemi Covid-19, secara otomatis berbagai aktivitas lumpuh termasuk kegiatan drumband di SMPN 3 Palabuhanratu.
“Peralatan drumband kondisinya sudah agak tidak terawat karena tidak terpakai sejak pandemi,” tutur Lina sekaligus Guru Penggerak Kabupaten Sukabumi angkatan 3.
Sejak menjabat Kepala Sekolah SMPN 3 Palabuhanratu, Lina mengakui belum melirik peralatan drumband itu karena berbagai pertimbangan dan skala prioritas.
“Pada Maret 2023, SMPN 3 Palabuhanratu mendapat bantuan alat drumband lagi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi,” ungkapnya.
“Perasaan saya waktu itu campur aduk, antara senang dan tidak. Kenapa ? Karena yang sangat diperlukan sekolah saat itu adalah komputer, tapi yang datang alat drumband. Sekolah kami tidak punya pelatih, untuk memanggil pelatih biayanya pun mahal. Akhirnya alat hanya tersimpan di gudang sekolah,” tuturnya.
Seiring waktu berjalan, menjelang perpisahan kelas 9, Lina bersama para Wakasek dan panitia perpisahan sepakat memanggil pelatih.
Tujuannya agar drumband bisa ditampilkan di perpisahan sekolah pada bulan Juni 2023.
Selama sebulan, sejak 14 Mei – 14 Juni 2023 setelah idul fitri, mulailah sejumlah siswa mengikuti latihan.
“Alhamdulillah drumband kami bisa tampil di acara perpisahan,” bangganya.
Awal Agustus 2023, Gita Bahana Tiga mulai latihan lagi dan memanggil pelatih.
Dengan harapan, bisa tampil di kegiatan karnaval budaya yang rutin dilaksanakana di Kecamaan Palabuhanratu.
“Anak-anak ekskul drumband Gita Bahana Tiga secara rutin latihan dua kali dalam sepekan. Selain pelatih dari luar, kami pun menyiapkan pembina dari sekolah, yaitu guru sekolah yang bertugas membimbing dan mengondisikan anak, serta menginventairisir alat,” tuturnya.
Latihan pun dilaksanakan di halaman sekolah pada sore hari atau sekali-kali memanfaatan kerindangan taman bunga di depan sekolah.
Pihak sekolah pun mendapat informasi, pelaksanaan karnaval diundur menjadi masuk dalam rangkaian karnaval peringatan HJKS ke 153 pada tanggal 10 September 2023.
“Saat itu Gita Bahana Tiga belum sepenuhnya siap tampil, karena masih ada permasalahan yaitu mengenai seragam. Saya mengambil keputusan, kita tampil dengan seragam sederhana, “ jelas Lina.
“Alhamdulillah, mayoret dan field commander sudah ada seragamnya. Sedangkan colour guard menggunakan seragam yang ada dan membeli seragam yang bisa kami jangkau. Sementara pemegang alat hanya memakai seragam hitam putih,” ceritanya.
Upaya keras untuk mempersiapkan penampilan di karnaval budaya tersebut pun berbuah hasil.
“Alhamdulillah pada hari H, drumband kami bisa tampil dan membuat beberapa warga terpana. Mereka baru tahu bahwa SMPN 3 Palabuhanratu ada ekskul drumband,” ungkap Lina bangga.
Lina meyakini, dengan dukungan seluruh pihak di sekolahnya ternyata dapat memberdayakan segala aset yang ada.
“Kelemahan bisa menjadi kekuatan, kita harus melihat aset positifnya. Diantaranya punya SDM seperti murid dan guru meskipun kami akui lemah di finansial,” semangatnya.
Setelah kegiatan karnaval itu, latihan drumband dilanjutkan meski hanya didampingi pembina sekolah saja.
Pembina bertugas membimbing anak-anak untuk menghafal sejumlah lagu yang sudah diajarkan pelatih serta tutor sebaya kepada teman-temannya.
“Hal itu dilakukan dengan alasan keterbatasan finansial kami. Harapan ke depan semoga ada rejeki bisa memanggil pelatih lagi menjelang perpisahan kelas 9. Dan semoga bila ada rejeki lagi bisa pengadaan seragam drumband. Terima kasih Dinas Pendidikan sudah memberi bantuan alat drumband ke sekolah kami,” pungkasnya. (red)