Eneng Nurhasanah Wujudkan Visi Masti di SMPN 3 Ciemas, Program Apa itu? Begini Penjelasannya

Klik Today || Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024, muncul nama sosok seorang kepala sekolah yang patut menjadi tauladan bagi kepala sekolah lain dalam menata sekolah agar menjadi sekolah yang berkwalitas.
Sosok kepala sekolah tersebut adalah Eneng Nurhasanah M.Pd, Kepala SMPN 3 Ciemas, Sukabumi.
Ditemuai di ruang kerja, Eneng Nurhasanah menguraikan sebuah program yang kini menjadi primadona di sekola tersebut, bernama Masti.
Namun, sebelum memaparkan apa itu Masti, Eneng Nurhasanah juga bercerita bagaimana ia bisa hinggap di SMPN 3 Ciemas.
Dikatakan Nur, terjun ke dunia pendidikan diawali dengan menjadi guru matematika di SMP Negeri 2 Cimanggu, tepatnya dari tahun 2011 hingga 2014.
Kemudian, pindah ke SMP Negeri Model hingga tahun 2023. Namun, di sekolah itu pada tahun 2022 sempat menjadi guru penggerak dan diberikan amanat oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi untuk menjadi Kepala SMP Negeri 3 Ciemas hingga sekarang.
“Pertama kali menginjakan kaki di SMP Negeri 3 Ciemas, saya punya sesuatu untuk saya kembangkan di sekolah ini, sebab sekolah ini masih potensial. Mulai dari lingkungannya yang sangat mendukung kegiatan pendidikan, asri, cuacanya adem, dingin dan cocok sekali sebagai tempat untuk belajar, kondusif, jauh dari keramaian,” tuturnya, Kamis (2/5/2024).
Eneng Nurhasanah mengatakan: “jadi saya di sana punya semangat yang tinggi dan yakin kalau program-program yang nanti ke depannya akan bisa dilaksanakan dengan baik.”
Neng menuturkan, di sekolah ini merefleksikan visi-misi yang ada di SMP Negeri 3 Ciemas, sehingga suatu saat dikumpukanlah guru-guru, lalu ditanya apa yang mereka inginkan, termasuk bertanya kepada murid-murid.
“Akhirnya setelah kita berkolaborasi, berdiskusi terwujudlah sebuah visi yaitu sangat singkat saja, sederhana, terwujud peserta didik yang berahlak mulia, cerdas, dan berprestasi. Itu kita singkat sebagai Masti. Masti itu berahlak mulia, cerdas, berprestasi. Sedangkan Masti sendiri itu singkatan dari Ciemas 3 Jadi nyambung ke sana,” tuturnya.
“Jadi kenapa saya harus singkat Masti itu agar visi sekolah tertanam di otak bawah sadar anak-anak: “Oh iya saya sekolah di Masti, SMP 3 Ciemas. Artinya saya harus berahlak mulia, Saya harus cerdas dan Saya harus berprestasi. Hal itu tertanam di otak bawah sadar anak agar tujuan visinya itu bisa sama-sama kita wujudkan,” ujarnya.
Lebih dalam Eneng Nurhasanah menjelaskan, untuk yang berahlak mulia di sini yang saya soroti adalah berahlak mulia kepada Tuhan Allah SWT dan itu sudah berjalan dengan baik, ditandai dengan adanya pembiasaan sholat, sehingga pertama kali datang ke sini yang jadi fokus itu adalah perbaikan musola.
Setelah berahlak mulia kepada Tuhan, kedua berahlak mulia kepada sesama manusia. “Kemarin saya fokus di PL5 karena kita kurikulum merdeka itu adalah anti-bullying anti-perundungan. Jadi saya ingin fokus ke anak-anak bahwa berahlak mulia itu tidak hanya kepada Tuhan, tapi kepada sesama manusia,” kata Eneng.
Guru-guru pun tentu harus berahlak mulia.
“Kemarin kita membuat video film pendek karya anak-anak tentang anti-perundungan, Kita bikin ala-ala bioskop untuk ditonton guru-guru dan anak-anak,” ujarnya.
Sisi lain, lanjut Eneng, PL5 saat ini juga fokus pada berahlak mulia kepada lingkungan dan yang sudah dilakukan membuat apotek hidup. Kebetulan ada lahan kosong yang potensil, maka ditanami apotek hidup, seperti kunyit, jahe, dan lain sebagainya.
Kemudian biar lingkungan tambah asri, lahan kosong itu ditanami pohon gitu. “Kemarin saya instruksikan ke murid-murid bahwa nanam pohonnya itu pohon buah,” katanya.
Konteksnya dengan memperingati Hari Pendidikan Nasional, Eneng Nurhasanah mencanangkan sebuah program, yakni program Gerakan Sekolah Sehat, salah satunya yaitu tadi melakukan gerakan tanam pohon, dan anak-anak bawa bibit pohon alpuket.
Singkatnya, ada sekitar 10 bibit pohon yang ditanam. Namun, selain alpuket juga ada jambu. Suasana sekolahmenjadi rindang dan teduh.
Selain itu, sekarang sedang fokus pada digital learning atau pembelajaran digitalyang ditandai dengan SAT, SAJ.
“Sekarang ujian-ujian sudah pakai digital tidak lagi paper test. Tapi pakai Android begitu ya anak-anak pakai handphone. Saya melakukan assessment diawal sudah ditanya satu-satu apakah anak punya handphone atau tidak. Ternyata 99% itu anak punya handphone. ‘Ya udah kita coba anak-anak untuk ujiannya aja dulu yang pakai handphone,” tutur Eneng Nurhasanah.
Terkait prestasi, Eneng mengatakan, kemarin juara 2 volly di SMK Ganesa tingkat SMP se Kabupaten.
“Fokus sekolah saya itu ada dua Cinta Lingkungan sama Digital Learning. Diharapkan mendapat dukungan dari pendidikan,” ujarnya.
Kepada guru-guru, Eneng Nurhasanah mengimbau untuk memanfaatkan pembelajaran berbasis TIK dalam pembelajaran.***
Editor: Batama Ardiansyah