Pendidikan

Kepala SMPN 3 Cibadak H Moch Soleh: Kedisiplinan adalah Kunci Sukses Meraih Prestasi

Kepala SMPN 3 Cibadak, M Moch Soleh (Foto: Batama)

Klik Today || SMPN 3 Cibadak sarat prestasi. Tak hanya di bidang olahraga, tapi juga bidang keagamaan. Itu semua diraih berkat kedisiplinan yang diterapkan H Moch Soleh sebagai kepala sekolah di sekolah tersebut.

Namun, H Moch Soleh, mengakui prestasi yang diraih sekolahnya itu adalah semata-mata karena kekompakan para guru dan perjuangan para siswa dalam menunjukkan kemampuhan ekstistensi dirinya.

“Alhamdulillah, prestasi yang diraih itu berkat kerjasama dengan rekan dan memotivasi siswa, salah satunya memang dengan menerapkan kedisiplinan,” ujarnya, Jumat (19/4/2024).

H Moch Soleh menuturkan, dalam melaksanakan tugas keseharian sebagai pendidik selalu menerapkan juga Iyyaka Na’budu Wa Iyyaka Nasta’in Ihdina shiratal mustaqim, ayat 5 Alfatihah, yang artinya hanya kepada Allah kita beribadah, hanya kepada Allah kita berdoa dan hanya kepada Allah kita mohon pertolongan.

“Lalu, saya juga selalu ingat Inna Sholati Wanusuki Wamahyaya Wamamati Lillahi Robbil Alamin, artinya solatku dan ibadahku hanya kepada Allah, sehingga semua apa yang dilakukan adalah semata-mata karena Allah,” ujar H Moch Soleh.

Dimata H Moch Soleh, kedisiplinan adalah satu-satu kunci untuk meraih prestasi. “Itu makanya saya selalu berpikir bagaimana sekolah itu menjadi rumahku, jadi rumahku ibadahku, bukan terbalik sekolah menjadikan harus jadi rumahku, bukan. Tapi sekolah menjadikan rumahku. Jadi apapun yang saya harapkan disitu kemampuhan yang saya miliki diberikan di sekolah,” tuturnya.

Sebelum di SMPN 3 Cibadak, H Moch Soleh melanglang ke sejumlah SMPN memegang amanah dan tugas sebagai guru. Di SMPN 2 Sukaraja tahun 1997 hingga tahun 2008, lalu promosi kepsek di SMPN 3 Nyalindung 2008 hingga 2013, pindah ke SMPN I Gegerbitung 2013 hingga 2018 dan sekarang di SMPN 3 Cibadak.

Prestasi yang diraih selama ia menjadi kepala sekolah di beberapa SMP memang moncer. Namun, tak hanya bidang olahraga, tapi juga cukup gemilang di bidang keagamaan.

Bidang olahraga, kata H Moch Soleh, tak hanya juara tapi juga berhasil membangun fasilitas olahraga di sekolah yakni lapang bola volly. Tentu saja sekemampuh anggaran yang ada.

“Kalau prestasi olahraga, sekolah kami juara terus futsal. Bahkan, sepak takraw pernah dikirim ke tingkat Jawa Barat antar SMP,” ujarnya.

Lalu, terkait kedisiplinan tadi, lanjut H Moch Soleh, memang selalu diterapkan dimana saja tempat mengajar. Umpanya saja soal jam pelajaran, yang tadinya masuk pukul 07.00 kadang-kadang pukul 09.00 sudah pulang, diubah menjadi masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 13.00.

“Ketika awal jadi kepsek pernah terdengar masuk pukul 07.00, pukul 09.00 anak-anak sudah pulang. Setelah diteliti ternyata kejadiannya karena anak pulang dengan berbagai alasan, tapi Alhamdulillah setelah dipelajari secara bersama tidak terjadi lagi sehingga kembali lagi masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 13.00,” tutur H Moch Soleh.

Kedisiplinan itu diterapkan tentu saja selain untuk mendisiplinkan kinerja para guru juga menumbuhkan semangat belajar para siswa.

“Dan untuk menumbuhkan semangat belajar siswa tentu saja harus didorong dengan kenyamanan sekolahnya. Itu makanya saya selalu menata sekolah baik di dalam kelas mapun di luar kelas agar terlihat asri, nyaman dan menyejukan, sehingga para siswa lebih betah tinggal di sekolah ketimbang keluyuran di lingkungan tempat tinggalnya,” tutur H Moch Soleh.

Disetiap sekolah dimana ia mengajar, H Moch Soleh selalu memiliki ide untuk menumbuhkan rasa betah para siswa di sekolah, yakni dengan menata lingkungan, salah satunya membuat taman sekolah serta membuat lapang olahraga, hingga akhirnya sekolah terlihat asri dan nyaman.

H Moch Soleh mengaku sering datang lebih awal ketimbang para guru dan para siswa. Itu untuk memberi contoh bahwa penerapan kedisiplinan bukan harus dengan teguran, tapi dengan contoh.

“Saya memang tidak bisa marah ketika ada yang tidak disiplin. Saya cukup memberi contoh, salah satunya dengan datang ke sekolah lebih awal meski perjalanan cukup jauh, dan itu berhasil akhirnya baik guru-guru maupun siswa serempak datang pada jam yang telah ditentukan,” ujar H Moch Soleh.

Kedisiplinan itu, diterapkan di setiap H Moch Soleh mengajar. Cukup berhasil, karena juga dilakukan pendekatan humanis terhadap para siswa.

Terkait penggunaan dana BOS, H Moch Soleh mengatakan, manajerial dana BOS dilakukan berdasarkan musyawarah baik dengan para guru maupun dengan komite. Musyawarah dilakukan untuk menentukan kebutuhan apa saja yang harus diprioritaskan. Sisi lain musyawarah dana BOS juga sebagai bentuk transfaransi agar tidak menimbulkan fitnah adanya penyelewengan dana BOS.

“Saya selalu mengajak musyawarah para guru dan komite untuk menentukan apa yang harus diprioritaskan dalam penggunaan dana BOS hingga semuanya tercover dan terlaksana dengan baik,” ujarnya.

Lalu, ketika ditanya kenapa di SMPN 3 Cibadak ada tangga berwarna biru dan itu sempat viral di tiktok, Moch Soleh menuturkan ia melambangkan kesejukan dari sisi warna, dan kalau soal tangga memiliki filosofi bahwa hidup memang harus berproses, step by step.

“Dulu sekolah ini dicat warna warni, tapi oleh saya diubah hanya warna putih biru, sebagai lambang kesejukan. Lalu, kenapa ada tangga, itu ingin saya menyampaikan bahwa perjuangan hidup memang harus berproses, selangkah demi selangkah dijalani menuju kesuksesan,” tutur H Moch Soleh.

HM Moch Soleh sebentar lagi akan menjalani masa purna tugas alias pensiun, dan ia mengaku ketika pensiun akan mengurus yayasan yang bergerak dibidang keagamaan dan sosial.***

Editor: Batama Ardiansyah