NasionalUtama

Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan di Kabupaten Sukabumi Menjadi Perhatian Iwan Ridwan

"Birokrasi harus mendukung kecepatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tanpa menghilangkan prinsip akuntabilitas karena harus dipertanggung jawabkan"

Pendidikan yang berkualitas itu penting untuk melahirkan generasi yang tangguh menghadapi tatangan kedepan.

Klik Today || Iwan Ridwan, M.Pd merupakan salah satu tokoh pendidikan di Kabupaten Sukabumi, pendiri dan Pembina Yayasan At-Takwin. Selama 10 tahun menduduki salah satu kursi di DPRD Kabupaten Sukabumi, periode 2009-2014 dan 2014-2019 dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Setelah satu periode jeda, kini dalam kontestasi pemilu 2024-2029 kembali mendapat amanah dari partainya untuk maju sebagai Calon Legislatif (Caleg) DPRD Kabupaten Sukabumi.

Iwan Ridwan memberikan perhatian pada pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Menurutnya pelayanan kesehatan itu harus mudah tanpa mengabaikan akuntabilitas.

“Birokrasi harus mendukung kecepatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tanpa menghilangkan prinsip akuntabilitas karena harus dipertanggung jawabkan. PKS sendiri ingin memperjuangkan prinsip sehat mudah. Ini keinginan bersama dan harus diperjuangkan bersama. Jika dipercaya kembali ke legislatif daerah, saya ingin mendorong keinginan itu,” ujar Iwan.

Menurut Iwan Ridwan, jangan sampai pelayanan kesehatan tertunda karena pengurusan admistrasi yang tidak efektif. Terlebih pelayanan kesehatan saat menghadapi kondisi urgen atau kritis.      

Sedangkan untuk bidang pendidikan, Iwan Ridwan sudah memahaminya. Karena sudah puluhan tahun menggeluti bidang pndidikan. Satunya diantaranya mendirikan dan mengurus Lembaga pendidikan At-Takwin yang berlokasi di Jalan Cibadak-Nagrak, Warungkawung, Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi.

Ia berpendapat, pendidikan merupakan sektor yang sangat penting untuk mempersiapkan generasi penerus.

Terlebih tantangan dimasa yang akan datang, globalisasi dan modernisasi yang melaju pesat adalah sebuah kenyataan yang harus dihadapi. Generasi muda harus dididik dengan baik untuk menghadapi tantangan itu.

“Masyarakat berhak mendapatkan pendidikan. Hak untuk mendapatkan pendidikan bertujuan untuk memanusiakan manusia, yang melihat manusia sebagai suatu keseluruhan di dalam eksistensinya”.

“Bahkan pendidikan dasar bukan hanya menjadi hak warga negara, tetapi juga kewajiban negara. Negara sendiri sudah berusaha memenuhi kewajiban itu”.

“Namun pada pelaksanaannya harus terus kita dorong untuk lebih berkualitas. Pendidikan yang berkualitas itu penting untuk melahirkan generasi yang tangguh menghadapi tatangan kedepan,” jelasnya.

Masih menurutnya, secara umum di daerah seperti Sukabumi, pendidikan dilaksanakan dua institusi yaitu negeri (nasional) dan swasta.

Keduanya harus mengacu pada konsep pendidikan yang lebih mudah, murah dan berkualitas. Salah satu pendukung kualitas pendidikan yang baik itu yaitu sietem pembelajaran.

“Sistem pembelajaran menjadi bagian penting untuk mendorong pendidikan yang berkualitas. Seperti di lembaga pendidikan sawsta yang menerapkan sistem pembelajaran full day dari pagi sampai jam empat sore untuk mengejar kualitas”.

“Tapi risikonya jam kerja guru bertambah dan harus terpenuhi insentifnya (honor-red) oleh pihak yayasan. Kebanyakan ini juga menjadi kendala, yang perlu dicarikan solusinya,” ungkapnya.

Berkaitan dengan kurikulum merdeka yang sedang dijalankan saat ini, ia berpendapat, tergantung menyikapinya.

Dirinya berpandangan, ini sudah menjadi keputusan yang harus di laksanakan, maka menyikapinya dengan positif saja.

“Merdeka itu bukan berarti siswa dibiarkan, tetap dalam bimbingan. Kita corong tumbuh kembangnya kreatifitas anak didik. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk karakter siswa meliputi kedisiplinan, kerjasama, kerja kers, keorganisasian termasuk berfikir kritis dan lainnya,” urainya.

Iwan mencontohkan penyelenggaraan event Gebyar Kreasi Siswa (GKS) di SMP IT At-Takwin. Dimana event yang digelar atas kerjasama peserta didik (Siswa) dengan bimbingan para guru itu merupakan program ‘Sekolah Penggerak’ yang salah satu programnya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). (*)

Editor : Marthin Reinhard