Politik Demokrasi ‘Baperan’ dalam Perspektif Islam
"Kalau kita renungkan ancaman kriminalisasi melalui sejumlah pasal dalam UU ITE, UU KUHP, hingga UU Penodaan Agama masih mengintai masyarakat sipil"

Klik Today || Demokrasi Islam adalah demokrasi ideologi politik yang berusaha menerapkan prinsip-prinsip Islam ke dalam kebijakan publik dalam kerangka demokrasi.
Memasuki masa kampanye Pilpres 2024, harapan kita agar masyarakat tidak ‘baperan’ (bawa perasaan) menanggapi berbagai postingan di media sosial (medsos).
Kalau kita bisa ungkapkan, kita delete saja ketimbang buang-buang pulsa, nggak ada manfaatnya.
Di Indonesia pada tahun 2024 mengadakan euforia demokrasi secara serentak. Hal ini terbukti dengan adanya black campaign maupun menyebar informasi bohong (hoax) selama masa kampanye, ketiga capres dan cawapres.
Dan ketiga calon telah mengkonsep visi misinya dengan “Good Government”, dan itupun sudah dilakukan oleh para konsultan politik ketiga calon tersebut.
Kalau kita renungkan ancaman kriminalisasi melalui sejumlah pasal dalam UU ITE, UU KUHP, hingga UU Penodaan Agama masih mengintai masyarakat sipil. Hal ini dianggap menurunkan kualitas demokrasi dan kian mengkhawatirkan.
Maka kita ruang gerak publik untuk berserikat, berekspresi, dan berpendapat di Indonesia dinilai semakin sempit. Berbagai ancaman masih kerap terjadi akibat regulasi yang multitafsir. Hal ini membuat pelanggaran hak masyarakat sipil seolah legal dan patuh hukum.
Istilah demokrasi sering kali dikaitkan dengan sistem politik yang muncul di Athena, Yunani Kuno, sekira tahun 507 sebelum Masehi. Secara kebahasaan, terminologi itu berakar dari bahasa Yunani, yakni demos dan kratos.
Masing-masing berarti ‘rakyat’ dan ‘kekuasaan.’ Maka, artian keseluruhannya adalah ‘kekuasaan rakyat’ atau ‘pemerintahan yang di dalamnya rakyat berdaulat.’
Maka dari itulah Wacana demokrasi terus bergulir, ia pun seakan menjadi “juru selamat” bagi ketidakberdayaan rakyat yang tereksploitasi oleh rezim yang totaliter dan represif. Demokrasi tidak hanya menjadi wacana kademis, tetapi juga simbol dari sebuah sistem pemerintahan.
Di sinilah pentingnya sikap saling menasihati dalam kebaikan, terutama antarsesama Mukmin. Sebaliknya, sikap khianat akan merusak persaudaraan di tengah masyarakat.
Kepemimpinan yang monolog, yang diamini para pengikut yang “yes men”, hanya akan menuju kemudaratan bersama.
Nabi SAW berpesan, “Barangsiapa memberikan nasihat kepada temannya dengan suatu pendapat, padahal ia mengetahui bahwa yang benar bukan itu, maka ia telah khianat.”
Bahwa elemen-elemen pokok demokrasi dalam perspektif Islam meliputi: as-syura, al-musawah, al-‘adalah, al-amanah, al-masuliyyah dan al-hurriyyah, hal ini berkaitan dengan Humanisme.
Prinsip dan konsep demokrasi yang sejalan dengan islam adalah keikutsertaan rakyat dalam mengontrol, mengangkat, dan menurunkan pemerintah, serta dalam menentukan sejumlah kebijakan lewat wakilnya.
Perlu diketahui dan ditegaskan kedaulatan rakyat berarti membicarakan tentang kekuasaan yang tertinggi ada pada rakyat.
Rakyatlah yang menentukan dalam memilih pemimpin bukan kelompok, golongan, partai, atau pun organisasi karena rakyat banyak kompleksitas dalam pola berpikir dalam berdemokrasi dari sosial tingkat rendah sampai ke tingkat atas berbeda sudut pandang dalam berdemokrasi.
Nah melihat realita sekarang ini partai penyebar hoax hoax yang ada di medsos q mungkin akan mempengaruhi paslonnya dalam pentas demokrasi tahun 2024 nanti.
Q.s. al-Ahzâb : 36 tersebut menunjukkan bahwa meskipun kedaulatan yang berarti rakyat yang berdaulat dalam arti rakyat yang mempunyai kekuasaan, tetapi masih ada yang lebih berdaulat atau berkuasa yaitu Allah Swt.
Di sini suara rakyat bukanlah suara Tuhan, karena rakyat dapat saja melakukan perbuatan.
Kalau kita berantitesa komunisme dalam tanda gerakan Front Rakyat tahun 1930-an. Sejak itu, humanisme telah menjadi konsep dasar. Dari Marxis, dan terutama Soviet, filsafat sosial.
Namun demikian Pendidikan” atas dasar humanisme Marxis berarti pengetahuan rasional dan penguasaan dunia dari perspektif kerja sebagai keterasingan diri manusia. Citra manusia adalah pekerja revolusioner.
Nah! Di Indonesia Demokrasi di alam reformasi telah menemukan format kebebasan dengan diizinkannya multi partai, kebebasan bersuara dan berserikat, dan lain-lain. Namun apakah itu gagal atau tidak yang menentukan Rakyat bukan penguasa.
“Ingat Peradaban manusia selalu mempuyai payung untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik”.dan daripada itu demokrasi adalah payung Kemanusiaan untuk membuat Kemanusiaan menjadi lebih baik.
Maka dari itu saat ini muncul karakter manusia atau kelompok menyongsong pilpres ‘Baperan’dikarenakan dengan alasan seseorang sering mengalami dan mendapatkan istilah baper adalah karena terlalu menanggapi suatu hal atau tindakan seseorang secara pribadi.
Di sini, Anda akan mudah merasa baper ketika terlalu mengambil hati dari tindakan atau sikap yang seseorang lakukan.
Dan itupun dalam diri seseorang Kepribadian ini dapat didefinisikan sebagai respons fisik, mental, dan emosional yang akut terhadap rangsangan eksternal (sosial dan lingkungan) atau internal (internal).
Orang yang sangat sensitif dapat menjadi introvert, ekstrovert, atau di antara keduanya.
Maka dari itulah Islam menekankan “Al-insaanu mahallu al-khatha’ wa al-nisyaan (Manusia itu tempatnya salah dan lupa)” tidak ada yang benar manusia itu.
Maka dari itulah iklim demokrasi Indonesia masih rendah terutama karena kriminalisasi terhadap ucapan. Dan juga belajar” melobi bernegosiasi dengan orang lain, belajar berpendapat dan mempertahankan argumennya, dan mampu bekerja sama.
Penulis : Hafidz Syarif Rusli
Pengamat Hukum dan Akademisi