Viral, Istilah Dekengan Pusat Gus Iqdam Ramai Menghiasi Laman Media Sosial
"Dari keterangan tersebut, tidak diduga banyak para pejabat mendadak sholeh"

Klik Today || Viral, sebuah istilah Dekengan Pusat dari Agus Muhammad Iqdam Kholid, pengasuh jamaah Majelis Sabilu Taubah, Blitar, Jawa Timur.
Gus Iqdam begitu akrab dipanggil juga dikenal pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam II di Desa Karanggayam, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Video singkat Gus Iqdam yang mengungkapkan istilah tersebut langsung viral di berbagai laman media sosial.
Gus Iqdam, akhirnya menjelaskan asal-usul istilah Dekengan Pusat saat acara Lailatul Ijtima’ yang disiarkan langsung di YouTube NU Channel.
Pendakwah muda Nahdlatul Ulama ini menjelaskan, istilah Dekengan Pusat ini merupakan salah satu barokah dari sanad keilmuan yang ia terima selama menjadi santri di Pesantren Al-Falah Ploso Kediri.
“Saya waktu itu menerangkan fadhoilul ibadah (keutamaan ibadah) itu pada bab shalat-shalat sunnah. Shalat qabliyah subuh kalau tidak salah,” ujar laki-laki kelahiran 27 September 1994.
Lebih lanjut dikatakan, shalat qabliyah subuh mempunyai fadilah yang banyak sekali. Di antaranya termasuk bisa menyembuhkan penyakit apa saja, bisa menaikkan derajat, dan masih banyak lainnya.
Dari keterangan tersebut, masih cerita Gus Iqdam, tidak diduga banyak para pejabat mendadak sholeh.
Selanjutnya, para pejabat itu mengaji di samping Gus Iqdam. Menurutnya, santri itu tidak pernah mengonsep apapun, seperti dikutip dari jombang.nu.or.id.
“Lha dari situ tiba-tiba saya bilang, dekenganmu wes gak trimo pejabat (beking kamu sudah tidak terima pejabat). Kalau kamu mau melakukan shalat sunnah atau sholat qobliyah atau sholat rawatib apapun, dekenganmu pusat (bekingmu pusat),” ucapnya.
Sontak para jamaah terdiam usai mendengarkan penjelasan dari Gus Iqdam.
Pendakwah muda dari pasangan KH. Kholid dan Hj. Ny. Lam’atul Walidah lantas menjelaskan arti pusat.
Menurutnya, pusat bisa diartikan langsung Allah ta’ala. Di situ semua jamaah bertepuk tangan. Gus Iqdam menekankan sekali lagi yang penting ngaji, ngaji, dan ngaji.
“Spontanitas saya ya, karena ilmu tadi mungkin barokah guru-guru saya, barokah riyadhoh-riyadhoh dan tirakat guru-guru saya,” pungkasnya. (red)
Editor : Marthin Reinhard