
KLIK TODAY II – Pemerintah menegaskan akan tetap melaksanakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) meski muncul sejumlah kasus keracunan di beberapa daerah. Evaluasi menyeluruh tengah dilakuan supaya tidak terulang kejadian serupa di kemudian hari.
Hal tersebut ditegaskan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar merespons adanya usulan supaya MBG dihentikan.
“Pemerintah saat ini sedang melakukan evaluasi menyeluruh untuk memastikan program berjalan lebih baik dan aman bagi masyarakat,” ujar Muhaimin kepada wartawan di Jakarta, Kamis (25/9/2025).
Pria yang akrab disapa Cak Imin, meminta Badan Gizi Nasional (BGN) menuntaskan berbagai permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan MBG, termasuk laporan lebih dari 5.000 siswa yang mengalami keracunan.
“Tentu semua jenis kejadian harus dijadikan bahan evaluasi. Yang kena keracunan, yang sistemnya lamban, yang berbagai hal harus dijadikan pembenahan,” ujar Muhaimin.
Ia menegaskan, fokus pemerintah saat ini adalah memperbaiki sistem, bukan menghentikan program. “Tentu saya minta kepada BGN untuk benar-benar menuntaskan problem-problem yang nyata-nyata ada. Nanti kita tunggu,” tegasnya.
Cak Imin juga menambahkan bahwa Fraksi PKB di DPR akan ikut melakukan evaluasi agar sistem pelaksanaan MBG ke depan lebih ketat dan tidak lagi menimbulkan kasus serupa. “Pasti kita di DPR akan melakukan evaluasi agar sistem pelaksanaannya betul-betul tidak ada yang keracunan,” jelasnya.
Muhaimin menepis kabar penghentian program yang sempat beredar. “Tidak ada, tidak ada rencana penyetopan. Saya belum mendengar,” tandasnya. Ia menegaskan bahwa MBG merupakan program prioritas nasional yang harus terus dilanjutkan karena memiliki manfaat besar bagi peningkatan kualitas gizi anak-anak Indonesia.
Dukungan senada disampaikan Ketua Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah yang menilai MBG adalah langkah positif pemerintah dalam memperbaiki gizi masyarakat.
“Program prioritas Presiden, Makan Bergizi Gratis itu sesuatu yang baik, yang harus kita dorong dulu. Jika di dalam perjalanannya ada masalah, maka harus segera dilakukan deteksi oleh pemerintah,” ujarnya.
Said menegaskan bahwa kasus keracunan tidak boleh menjadi alasan untuk menyetop program. “Kita semua wajib prihatin, tapi tidak berarti ada konklusi harus disetop, jangan!” tegasnya.
Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene menambahkan bahwa MBG penting untuk menurunkan angka stunting dan mendukung pertumbuhan anak. Menurutnya, program ini memiliki dampak jangka panjang bagi kesehatan generasi muda sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi petani dan pelaku usaha lokal.
Dengan langkah evaluasi dan pengawasan yang lebih ketat, pemerintah optimistis Program MBG akan terus berjalan sebagai upaya strategis mencetak generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan bebas stunting.***
Editor: Reri